Jumat, November 23, 2012

Proses Kegiatan Produksi Keripik Singkong


II. PRODUKSI/KEGIATAN
  
   Singkong merupakan komoditas pertanian yang cocok untuk di jadikan unit bisnis karena manfaat yang di peroleh komoditi tersebut cukup banyak dan bermanfaat melihat pangsa pasar yang cukup menggiurkan atas bahan baku singkong. Singkong ( Manihot esculenta) yang di kenal juga Ktela pohon atau Umbi kayu, adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae.

Umbinya di kenal luas sebagai makanan pokok penghasil Karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Keberadaan Singkong (Manihot esculenta) pada awalnya banyak ditemukan tumbuh liar di hutan, kebun sendiri, bahkan tumbuh disembarang tempat. Sejalan dengan permintaan pasar yang terus meningkat, maka beberapa singkong dibudidayakan di Indonesia. Sebagai bahan makanan, singkong memiliki kelebihan dibandingkan dengan bahan makanan lainnya. Kelebihan singkong terletak pada kandungan karbohidrat, lemak, Protein, kalori, fosfor dan cita rasanya yang lezat. Berikut merupakan kandungan gizi singkong dibandingkan dengan gaplek dan tapioka.
Komposisi
Singkong
Gaplek
Tapioka
Kalori (gram)
154,00
338,00
363,00
Protein (gram)
1,00
1,50
1,10
Lemak (gram)
0,30
0,70
0,50
Karbohidrat (gram)
36,80
81,30
83,20
Zat Kapur (mgr)
33,00
80,00
89,00
Fosfor (mgr)
40,00
60,00
125,00
Zat Besi (mgr)
1,10
1,90
1,00
Vitamin A (SI)
0,06
0
0
Thiamine (mgr)
20,00
0
0,40
Vitamin C (mgr)
30,00
0
0
   Sumber : Direktorat Gizi, Departemen Kesehatan RI, tahun 2010
Singkong memiliki umbi atau akar pohon yang panjang dengan fisik rata-rata bergaris tengah 2-3 cm dan panjang 50-80 cm, tergantung dari jenis singkong yang ditanam. Selain itu, singkong juga memiliki batang bulat dan bergerigi yang terjadi pada bekas pangkal tangkai daun, bagian tengahnya bergabus dan termasuk tumbuhan yang tinggi. Singkong dapat tumbuh subur di daerah yang berketinggian 1200 meter di atas permukaan laut. Daun ubi kayu memiliki tangkai panjang dan helaian daunnya menyerupai telapak tangan dan tiap tangkai mempunyai daun sekitar 3-8 lembar. Tangkai daun tersebut berwarna kuning, hijau atau merah. Daging umbinya berwarna putih atau kekuning-kuningan. Umbi singkong tidak tahan simpan meskipun ditempatkan di lemari pendingin (Widianta dan Widi, 2008
Selain memiliki rasa yang enak, Singkong juga bergizi tinggi. Kandungan vitamin B1, B2, C dan asam nitikonat. Presentasi tersebut menunjukkan kandungan karbohidrat singkong setara dengan Karbohidrat yang terkandung di dalam beras ketika beras tersebut di masak. Singkong ini juga dipercaya mempunyai khasiat obat untuk penyakit Rabun Senja, Rematik, Asam Urat, Pegel Linu. Disamping itu, singkong juga dipercaya mampu sebagai antioksidan, kanker, antitumor dan menambah nafsu makan.

Sampai saat ini telah banyak pemanfaatan dalam menjadikan nilai tambah pada singkong khususnya sebagai makanan ringan atau snack. Salah satu jenis makanan ringan yang berasal dari bahan baku singkong yang cukup berhasil di pasaran yaitu keripik singkong. Hal tersebut memunculkan banyak industri-industri pangan yang memproduksi keripik singkong sehingga kini tidak lagi industri kecil, bahkan kini telah berkembang pesat industri besar, dimana industri ini mengolahnya dan mengemasnya lebih baik dibandingkan dengan dengan industri keripik singkong rumahan atau kecil. Industri tersebut haruslah mengutamakan mutu dan kualitas dari keripik singkong itu sendiri dengan memperhatikan proses produksi kegiatan pengolahan keripik singkong untuk dijadikan sebagai makanan ringan yang akan didistribusikan ke pasaran.

Proses produksi keripik singkong itu sendiri menggunakan bahan yaitu ubi kayu, bawang putih, cabe merah, bawang merah, ketumbar, gula halus dan minyak goreng. Sedangkan untuk alatnya sendiri digunakan panic, pengukus, penggiling, pisau, rasper (alat pemarut), penggorengan, kompor, dan panic pengukus. Proses produksi perubahan bentuk dari singkong menjadi keripik singkong antara lain:


1.      Pencucian, perendaman dan pengupasan
Proses pencucian dilakukan hanya pada singkong yang kotor, dengan cara melewatkan singkong kedalam air bersih. Selanjutnya dilakukan perendaman selama 30 menit dalam bak perendaman. Setelah kulit bersih, lalu dilakukan pengupasan.
2.      Penghancuran atau pemarutan singkong
Proses penghancuran singkong dapat menggunakan alat pemarut (Rasper). Pemarut dapat menggunakan jenis pemarut rumah tangga atau pemarut untuk industri. Alat pemarut yang digunakan pada skala industri adalah pemarut dengan silinder stainless steel yang bergerigi dengan diameter sekitar 30cm.
3.      Pencampuran singkong dengan bumbu
Singkong yang telah diparut diberi penambahan bumbu, seperti cabe merah, bawang daun, garam dan lainnya. Cabe merah segar dihancurkan dengan menggunakan mixer, sedangkan bawang daun dirajang halus dengan pisau pemotong. Setelah dilakukan penambahan bumbu lalu diaduk, agar bumbu dan adonan tercampur merata.
4.      Pengukusan
Adonan mentah yang berbentuk bubur setelah proses pencampuran singkong dengan bumbu, kemudian dibentuk menajdi lembaran tipis menggunakan mesin roll beralas plastik. Selanjutnya, dilakukan pengukusan selama 5-10 menit.
5.      Pengeringan Awal
Lemari pengering yang digunakan untuk mengeringkan menggunakan udara panas yang bersuhu 800C selama 3-4 jam. Kemudian bahan dikeringkan dengan menggantungkan pada rak-rak lemari pengering dengan berjejer lurus.
6.      Pemotongan
7.      Pemotongan menggunakan alat pemotong khusus. Lembaran-lembaran yang telah dikeringkan disusun sekitar 10-12 lapis untuk diratakan bagian-bagian ujung-ujungnya, kemudian dipotong dengan ukuran 3 x 3 cm2.berbentuk bundar dipotong dengan alat punching machine.
8.      Pengeringan lanjutan
Bahan yang telah dipotong kecil-kecil dikeringkan dengan mengggunakan mesin pengering yang menghasilkan udara panas dengan suhu 800C dan waktu penegringan lanjutan adalah 30 menit.
9.      Penggorengan
Setelah proses pengeringan selesai, maka dilakukan proses penggorengan dengan metode deep drying (menggunakan banyak minyak, sehingga bahan yang digoreng terendam). Suhu penggorengan adalah 1800C selama 3-5 detik.
10.  Sortasi
Proses sortasi dilakukan untuk memilih bahan yang telah digoreng, dalam keadaan utuh atau tidak patah-patah. Proses sortasi dapat dilakukan dengan mesin pengayak.
11.  Pengemasan
Merupakan tahap akhir dari seluruh proses produksi, dimana bahan dikemas dengan plastik. Jenis plastic terbaik untuk mengemas adalah PP/OPP yaitu plastik dengan permukaan pertama poly propilen dan permukaan kedua adalah oriented poly propilen, lalu dimasukkan ke dalam kotak kardus dan siap dipasarkan.
:

DAFTAR PUSTAKA BAGIAN ZARA:
            Rukmana R. 1997. Ubi Kayu, Budidaya, dan pascapanen. Jakarta: Kanisius.
Widianta,A. dan Widi PD., 2008. Ubi kayu (mannihot esculenta) sebagai bahan alternatif pengganti bensin (bioetanol) yang ramah lingkungan. [terhubung berkala] www.scribd.com (23 November 2012)

0 komentar:

Posting Komentar