Rabu, November 09, 2011

Komponen Biodegradable Plastic



Kemasan adalah sesuatu yang dapat berfungsi sebagai wadah, pelindung produk, informasi (identitas), presentasi kemasan, sarana penyimpanan dan alat bantu untuk suatu produk agroindustri. Bahan kemasan konvensional yang sering digunakan adalah bahan kemasan plastik, kertas, logam, gelas, kayu yang masing-masing kemasan memiliki sifat khas, kelebihan dan kekurangannya. sedangkan bahan kemasan non konvensional yaitu bahan kemasan yang digunakan untuk mengatasi terbatasnya sarana dan prasarana yang dimiliki,  mengatasi beban kerja yang terus meningkat  misalnya melihat prospek pengelolaan sampah.
            Mendengar kata sampah, seringkali kita beranggapan bahwa sampah yaitu setumpuk limbah tidak berguna yang memiliki aroma bau busuk dan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Padahal dari pemanfaatan sampah yang didaur ulanglah, kita dapat melakukan upaya untuk mengurangi pemanasan global. Sampah dapat berasal dari jenis plastik, kertas, gelas, logam dan kayu maupun sampah yang berasal dari daun-daunan, sampah rumah tangga dan lain-lain. Berdasarkan sifatnya, sampah dibagi menjadi 2 yaitu sampah organik atau sampah yang dapat terurai (degradable) contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur, dan lain-lain dan sampah anorganik atau sampah yang tidak dapat terurai contohnya plastik, botol, kaleng, dan lain-lain.
            Pada skala kawasan sekolah, perkantoran, dan pemukiman, pengelolaan sampah non konvensional dapat dikembangkan seiring dengan pengelolaan sampah konvensional yang sebelumnya telah terlaksanakan, sedangkan untuk kawasan umum, seperti pasar tradisonal dan terminal bus belum ada realisasi untuk mengembangkan prospek pengelolaan sampah non konvensional.  Pemerintah terkesan tidak mau ambil pusing dengan masalah pengelolaan sampah dan menindaklanjuti masalah pengelolaan sampah yang tidak dikelola secara maksimal akan menjadi besar dan berdampak menimbulkan pemanasan global.
            Kita tahu bahwa sampah paling banyak yaitu jenis sampah plastik. Plastik merupakan jenis sampah yang tidak dapat diuraikan atau non-degradable. Menurut catatan Kantor Lingkungan Hidup, rata-rata orang menghasilkan sampah 0,8 kg dan 15% diantaranya jenis sampah plastik setiap harinya. Alangkah baiknya apabila 15% jenis sampah plastik yang hampir semunya non-degradable, dapat beralih ke jenis plastik yang mudah hancur atau degradable plastic sebagai upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan akan plastik dan dampak pemanasan global.
            Degradable plastic dapat dilakukan  dengan 4 cara yaitu dengan pencahayaan, dengan oksidasi, dengan hidrolisis, dan dengan penguraian kembali oleh mikroorganisme (biodegradable plastic).
            Salah satu yang menarik perhatian saya adalah plastik yang melalui proses penguraian kembali oleh mikroorganisme atau lebih dikenal dengan sebutan biodegradable plastic. Kita tahu sendiri bahwa plastik yang banyak beredar yaitu polimer sintetik yang terbuat dari minyak bumi yang sulit terurai di alam seperti petroleum, gas alam ataupun batubara. Ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan meningkatnya pencemaran lingkungan  seperti membuat tanah menjadi tidak subur dan menurunnya kualitas air.    
            Saat ini telah dikembangkan plastik biodegradable ramah lingkungan sebagai upaya untuk menyelamatkan lingkungan dari bahaya plastik. Plastik biodegradable ini terbuat dari material yang dapat diperbaharui, yaitu dari senyawa-senyawa yang terdapat dalam tanaman misalnya selulosa, kolagen, kasein, protein atau lipid yang terdapat dalam hewan. Serat selulosa yang bersifat lembut dan fleksibel serta tidak berubah pada variasi suhu mulia dari -700C  sampai 800C dan dapat diputar-putar serta dibengkokkan merupakan salah satu komponen penyusun plastik biodegradable. Selain selulosa, kalogen yang proteinnya berasal dari tumbuhan dan seratnya yang bersifat elastik dapat membuat bahan kembali ke bentuk semula. Kasein juga merupakan komponen pembentuk plastik ini karena berperan sebagai permeabilitas uap air dan elastisitas film.   
            Jenis plastik biodegradable ada yang berasal dari sel bakteri, misalnya saja polyhidroksialkanoat (PHA) dan poli-asam amino,  ada pula yang berasal dari modifikasi asam laktat hasil perubahan zat tepung kentang atau jagung oleh mikroorganisme contohnya polyaktida (PLA), dan poliaspartat sintesis yang dapat terdegradasi. Dalam perkembangan prospek penggunaan plastik biodegradable yang cukup relevan, ternyata plastik biodegradable yang berbahan dasar tepung dapat didegradasi oleh bakteri Pseudomonas sp. dan Bacillus sp. dengan cara memutus rantai polimer menjadi monomer-monomernya. Hasil dari degradasi tersebut selain menghasilkan karbon dioksida dan air, juga menghasilkan senyawa organik lain yaitu asam organik dan aldehid yang tidak berbahaya bagi lingkungan.
            Bahan dasar plastik berasal dari selulosa bakteri, kitin, kitosan, atau tepung yang terkandung dalam tumbuhan, serta beberapa material plastik atau polimer lain yang terdapat di dalam sel tumbuhan dan hewan. Misalnya saja Polyaktida yang merupakan plastik berbahan dasar tepung adalah plastik yang aman bagi lingkungan. Berdasarkan penelitian, plastik non-biodegridable membutuhkan waktu sekiranya 50 tahun agar dapat terdekomposisi alam, sementara plastik biodegradable dapat terdekomposisi 10 hingga 20 kali lebih cepat. Hasil degradasi plastik ini dapat digunakan sebagai makanan hewan ternak atau sebagai pupuk kompos.
                        Dengan adanya plastik biodegradable, maka mikroorganisme akan menguraikannya di dalam tanah yang akan meningkatkan unsur hara di dalamnya sehingga membuat tanah menjadi subur. Oleh karena itu, dalam upaya untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang sebagian besar disebabkan oleh sampah plastik dan sekaligus mengurangi efek pemanasan global, proses pembuatan plastik biodegridable dengan teknologi proses sedemikian rupa diharapkan mampu untuk menyelematkan bumi kita dari global warming. Hal ini tentu saja tidak terlepas dari peran serta pemerintah dan masyarakat secara menyeluruh untuk mengaplikasikan plastik biodegradable itu sendiri